GUE heran, masih ada cowok jelek yang menyalahkan Tuhan. Disebutnya, Tuhan itu nggak adil karena begitu tega menciptakannya dengan wajah jelek. Harusnya mikir, dikasih hidup aja udah syukur. Coba kalau nggak merasakan kehidupan, mana bisa punya peluang merasakan indahnya dunia dan berjuang sekuat tenaga semoga termasuk golongan hamba-Nya yang berpeluang masuk surga. Lahir aja kagak, bagaimana bisa melihat semesta serta melakukan amal kebaikan.
Buat Elo yang ngerasa jelek turunan, “Kalau gagal jadi cowok tampan cobalah jadi cowok mapan, Insya Allah muka Anda dimaafkan.” Zaman sekarang tampan itu nomor ke sekian, buat apa tampan tapi masa depan suram karena pemalas dan pengangguran. Hari gini cuma mengandalkan ketampanan untuk menjawab tantangan kehidupan? Nggak kreatif banget jadi orang!
Kagak pernah dengar lagunya Rita Sugiarto yang judulnya ‘Makan Hati’? “Buat apa tampan kalau makan hati. Lama lama mati bunuh diri. Biar jelek asal sayang sampai mati.” Catat: ‘Biar jelek asal sayang sampai mati daripada tampan suka menyakiti”. Maklum aja, jelek peluang selingkuhnya sedikit, ada yang mau aja sudah syukur. Beda sama yang tampan, suka bikin masalah karena merasa gagah.
Buat perempuan, kalau punya suami jelek itu anugerah yang luar biasa. Besar kemungkinan sang suami akan giat bekerja untuk memuliakan istrinya, berusaha membahagiakan dengan beragam cara. Hal itu dikarenakan tidak punya pilihan lain, kecuali membuktikan bahwa ketika perempuan itu memutuskan memilihnya sebagai suami ternyata tepat. Tepat dalam hal bisa lebih hebat dari lelaki lain yang bisa jadi memiliki wajah lebih tampan.
Apalagi, kalau sang istri itu bisa menjalani kehidupan rumah tangga dengan rasa ikhlas, syukur dan sabar, Insya Allah besar sekali pahalanya. Sesungguhnya, ketiga hal tersebut merupakan sumber segala kebaikan yang akan diberkahi Tuhan. Ikhlasin saja suaminya jelek, sebab jodoh itu rahasia Allah, mau diberi sejelek apapun asal bisa menikah itu anugerah. Berapa banyak jomblo-jomblo yang mengeluh sedemikian rupa karena tidak kunjung menikah? Jadi, ambil sisi positifnya, yakni Allah sudah memberikan amanah untuk menyempurnakan separuh agama melalui pernikahan.
Kemudian bersyukurlah, ternyata punya suami jelek itu membawa kedamaian batin. Tidak diliputi rasa cemas berlebihan akan direbut perempuan lain, karena kecenderungannya ketampanan menjadi faktor yang membuat lelaki masih memiliki peluang untuk bisa menggoda perempuan lain.
Terakhir bersabarlah, kalau ada yang mengatakan mengapa mau bersuamikan cowok jelek. Bukankah dalam Al Quran Qur’an Surah Al-Baqarah 153, Allah Ta’ala telah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Anggap saja hinaan itu anugerah untuk menguji sejauh mana dirimu mampu menjadi golongan hamba-Nya yang betakwa.
Jadi, kepada cowok yang merasa jelek, jangan patah semangat, Hidup tak sekadar modal ketampanan, tetapi juga kemapanan. Jadilah sukses, kemudian tangguhkanlah imanmu untuk bermohon jodoh terbaik. Sedangkan untuk perempuan, jangan menghina dan meremehkan cowok yang jelek, ingatlah firman Allah Ta’ala, ‘Boleh jadi kamu membenci sesuatu. Padahal ia amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (Qur’an Surah Al-Baqarah : 216). []
Arief Siddiq Razaan, 2016