Kurang lebih tiga hari aku dan abah membawa ibuku berobat ke jakarta, tepatnya di Rumah Sakit Cikini jl. Raden Saleh Jakarta Pusat. Tidak perlu kusebutkan penyakit beliau, hanya doa dan motivasi dari sahabat pembaca agar usaha yang kami lakukan sesuai harapan kami.
Foto yang sahabat lihat, aku ambil saat mau pulang ke pontianak. Dari tanggal 28 - 30 september ini, banyak pengalaman dan pembelajaran yang aku dapatkan dari mereka orangtuaku. Pengalaman tentang perjuangan dan arti kesetiaan pada pasangan. melihat mereka mungkin kita belum mampu seperti mereka yang malang melintang mengarungi derasnya ombak menerjang. abah yang setiap hari merawat beliau, setiap hari memijit lembut tubuh beliau, menyiapkan makanan, menyuapinya, air hangat untuk mandi, pakaian, bahkan berhiaspun beliau lakukan demi belahan jiwanya.
Aku tidak mau bercerita banyak tentang mereka. yang aku mau marilah melihat cinta yang besar dari orangtuaku, kalian dan orangtua kita semua. Lihat cinta mereka yang kukuh hidup bersama meskipun raga tidak lagi sempurna. Pernahkah kita merenungkan mengapa mereka bisa bertahan ? Mengapa mereka bisa hidup bersama membesarkan anak-anak mereka meskipun terkadang hati mereka sakit, darah mereka mendidih oleh dinamika kehidupan dan kembali bersatu saling menyemangati ? Jawabannya hanya satu sahabatku, dialah KESETIAAN. Kesetiaan yang tumbuh dari ketulusan cinta yang dipupuk rapi hingga tak seorangpun yang berhasil memisahkan kecuali takdir kematian. Kesetiaan adalah ketulusan, tidak menghiyanati perjuangan dan tidak mendustai anugerah yang diberikan.
Aku teringat syair arab mengatakan "cinta pertama takkan pernah terlupakan untuk selamanya". Cinta pertama yang tak dapat dilupakan adalah cinta yang berlandaskan kesetiaan. Mungkin kita termasuk orang yang mudah mengatakan cinta tapi sulit untuk setia.
Siapa yang tidak kenal habibie sang pelopor perubahan Indonesia. Bagaimana kesetiaan habibie terhadap ainun ? Merawat ainun meskipun ia terpapah dan hingga mereka terpisahkan oleh kematian. Wanita mana yang tidak mengiginkan sosok seperti habibie yang cerdas, milioner dan terhormat. Mudah baginya untuk mencari pengganti. Tapi habibie bukanlah orang yang bodoh, yang tidak mengerti makna kesetiaan. Kamar, sal, sisir yang sering dipakai ainun ia jaga dengan rapi sebagai tanda kesetiaan habibie terhadap ainun. Tidak hanya itu, kerap kali ia kunjungi makam ainun memanjatkan doa untuknya. Disaat ditanya tentang kepribadian dan kebiasaan ainun, ia selalu berurai air mata. Pertanyaannya. Bisa kah kita sesetia itu ?
Bentuk kesetiaan adalah pengorbanan dari segala macam kepentingan. Kesetiaan dan ketulusan adalah dua rasa yang tak terpisahkan. Jika kita ibaratkan, maka ia seperti dua sisi mata uang logam yang tak bernilai bila sisi itu dipisahkan.
Yuk sahabat mari mencoba memupuk kembali arti cinta dan kesetiaan yang kita miliki saat ini. Hargai dan rasakan kehadirannya. Ajak mereka selalu berada dalam nuansa ilahi, agar cinta dan setia tetap pada kebenaran yang hakiki.
Jauhkan sifat egoisme pada cinta dan kesetiaan, karena egoisme adalah bagian dari kesombongan, sedangkan kesombongan adalah sifatnya setan yang menjerumuskan cinta dan setia pada siksaan.
Jika cinta dan setia terpisahkan, tak ada kata dan rasa kecuali penyesalan.
Raihlah cinta dan setia dengan nuansa kebaikan ...
Semoga kalian berada dalam nuansa cinta nan setia.
Salam santun bersahaja dari sahabatmu, Rabu. Mohon doa kesembuhan juga buat ibuku. Doa baik kalian teruntuk kalian. Syukran