Lebih baik mencintai yang dinikahi daripada menikahi yang dicintai, karena bisa saja setelah menikah cinta melayu .
Hitam dan putih awal perbedaan yang diketahui. Bersatu bukan karena cinta. Tapi karena bismillah dan keyakinan dalam hati untuk menikah karena ilahi. Inilah yang kami rasa dan jalani sebelum hari terindah dan dinanti ini terjadi. Untaian kata istighfar, shalawat dan syahadat yang menggetarkan hati, sempat terhenti karena tersedu menahan berbagai rasa dalam hati. Saya tidak mengerti mengapa itu terjadi, sungguh di luar dari devinisi saya untuk menikahi.
Mencari laki-laki maupun perempuan untuk dinikahi tidak semudah manusia berpacaran yang mudah silih berganti habis manis sampah di buang. Menangis tersedu-sedu karena penyesalan yang selalu terngiang. Bersimpuh menangis mohon ampun pada dua insan yang membesarkan. Cemoohan orang-orang yang selalu terdengar akibat perilaku pacaran yang diharamkan.
Bersyukurlah bagi mereka yang menikah bukan karena cinta. Karena cinta dibangun setelah pernikahan .. ini bukan perkara sombong. Tapi lebih berbicara kepada kenikmatan yang saya rasakan menikah dengan keyakinan bukan percintaan.
Menikah bukan berbicara mencari persamaan, Sampai kapanpun tidak akan sama. Karena memang asalnya manusia penuh dengan perbedaan.
Menikah bukan mencari kesempurnaan. Sampai kapanpun tidak akan mendapatkan kesempurnaan. Karena memang asalnya manusia penuh dengan kekurangan.
Menikah bukan menunggu kuliyah selesai, karena kuliyah tidak termasuk syarat dan rukun pernikahan.
Menikah bukan menunggu mapan, karena kemapanan hidup akan diperoleh setelah pernikahan. Tentunya dengan mengotimalkan segala potensi diri yang dimiliki. Rasul bersabda "nikahilah perempuan karenanya mendatangkan harta".
Bukankah kita sering mendengar di setiap menghadiri pernikahan, sang qari' melantunkan ayat suci Al quran " dan kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal".
Kita tidak akan bisa mengenal, bersatu dalam persahabat apalagi pernikahan jika tidak memahami arti dari perbedaan. Selama hati dan fikiran tidak memahami perbedaan, maka bersiaplah hidup dalam kesendirian, terasingkan karena asbab tidak menerima perbedaan pada manusia. Kata Cocok dan tidak cocok selalu menghantui di setiap hubungan interaksi bersama makhluk sosial.
Menikah adalah ibadah, maka landasilah pertemuan karena ibadah. Harus teliti dan cermat dengan ilmu untuk mencari, hal yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam agama, bangsa dan sosial kemasyarakatan.
Menikah adalah keyakinan, maka landasilah pertemuan karena keyakinan.
Menikah adalah komitmen, maka landasilah pertemuan karena komitmen.
Banyak orang mudah untuk jatuh cinta, tapi sedikit orang yang yakin untuk menikah.
Terombang-ambing dalam ketidakpastian sungguh melelahkan. Umur bertambah, maksiat bertambah, uang berkurang keberkahan hilang karena hubungan yang diharamkan.