Assalamu'alaikum.sahabat pak rabu. Selamat sore ... cuaca boleh dingin tapi silaturahmi harus tetap hangat ...
Gambar di bawah ini saya rasa cukup untuk menggambarkan betapa jauh perbedaan dua orang yang melihat balok yang berada di depan mereka.
Balok adalah objek penilaian mereka. Adanya perbedaan tersebut didasari oleh sudut/posisi pandang yang berbeda.
Jika dikaitkan dalam hal agama-pun juga sama. Masing-masing ulama juga tentu pasti banyak perbedaan. Tergantung sudut pandang dan ilmu yang mendasari perbedaan tersebut.
Lantas apakah perbedaan itu harus selalu berpecah belah hingga persaudaraan tergadaikan ? Saya rasa tidak !!! .
Meski berbeda agama bukan berarti harus berpecah. Islam cinta kasih pada semua. Namun harus diketahui, tidak semua perbedaan harus ditoleransi. Perbedaan yang tidak bileh ditoleransi itu adalah AQIDAH.
Aqidahku ya aqidahku. Aqidahmu ya aqidahmu. Masing-masing penganut harus berpegang teguh padanya. Lagi-lagi perbedaan tidak harus perpecahan.
Maksudnya adalah jangan mengusik aqidah orang lain. Islam, hindu, budha, kristen bahkan atheis sekalipun dilarang untuk mengusik atau mencoba-coba menginterpretasi aqidah orang lain dengan fersi aqidahnya. Pasti berbeda ...
Saya teringat sewaktu mengikuti seminar yang pematerinya syeikh abu bakar al 'adni dari yaman. Kita harus bisa memahami perbedaan dengan dua sisi : 1. Ushuliyah (mendasar). 2. Furu'iyah (cabang)
Ushuliyah (dasar) dalam agama adalah hal-hal yang berkaitan dengan aqidah. Furu'iyah (cabang) dalam agama adalah pemahaman tentang interpretasi dari al quran maupun sunnah.
Jika perbedaan masih berkutat pada furu'iyah silahkan anda bertoleransi.
Tapi jika perbedaan berkaitan dengan ushuliyah jangan sesekali anda bertoleransi. Tetaplah berpegang teguh padanya dengan tidak didasari prinsip peperangan terlebih dahulu ... peperangan karena membela aqidah adalah jalan terakhir bila semua jalan membuntu.
Wallahu a'lam.
Ini fersi saya. Hehe
Selamat menanti shalat.